Langkah Awal Menjadi Orang Puitis Dengan Menulis Puisi

 


Puisi menjadi salah satu karya sastra yang diminati banyak orang, baik sebagai penulis ataupun pembacanya. 



Kerennya, penulis puisi punya banyak julukan. Selain mendapat label penulis dan julukan puitis, mereka adalah penyair, pujangga, penyajak, bahkan sastrawan. Belum lagi, saat ini sedang  trend  istilah anak indie yang identik dengan senja, kopi dan puisi. Wes, pokoknya cowok/cewek puitis punya banyak gelar! 


So, apa kamu berminat punya doi puitis yang kata-katanya eksotis dan menghipnotis? Atau kamu sendiri tertarik buat jadi orang puitis biar bisa romantis? 

Tunggu, emangnya bisa? sedangkan kamu kurang mahir atau belum pernah membuat puisi? 


Pasti bisa dong! Menulis puisi itu mudah. Kalau ada yang bilang susah atau kamu sendiri merasa membuat puisi itu susah, please ! buang dulu perkiraan seperti itu. 

Susah itu, kalau kamu nggak pernah mau mencobanya. 

Bagian yang susah memang ada. Tetapi untuk pemula, nggak perlu dipersulit. Teruslah berlatih, sampai kamu pandai merangkai kata layaknya seorang penyair dan statusmu sejajar dengan para pujangga. Menjadi orang puitis seperti Chairil Anwar, WS. Rendra, Taufiq Ismail, Fiersa Besari, Boy Chandra, dan penyajak lainnya ... atau seperti Rangga AADC dan Roman Picisan, mungkin? 


Oke, berikut tips/langkah/cara awal untuk kamu yang ingin menjadi orang puitis alias penulis puisi : 


1. Memiliki Diary 

Kamu bisa memulai kepuitisannmu dengan menulis di diary atau buku harian. Tulis sesuatu mengenai perasaan dan pengalamanmu dengan gaya bahasa yang dirangkai sedemikian rupa atau seolah sedang curhat. Cara ini dapat melatih keterampilan menulismu dari yang awalnya menggunakan kata-kata  awam dan biasa, lalu kamu terus mengembangkannya hingga menjadi kalimat yang menarik dan berestetika. 


2. Pelajari unsur-unsur puisi 

 Setelah terbiasa menulis di  diary  yang biasanya berupa narasi dan mengalir sesuka hati, waktunya bergerak untuk menulis puisi yang memiliki unsur seperti diksi, majas, rima dan imaji. Minimal itu dulu lah. Tidak lupa, untuk membaca karya-karya penyair yang sudah termasyhur, seperti "Aku" karya Chairil Anwar, "Aku ingin" karya Sapardi Djoko Damono, "Dengan Puisi Aku" karya Taufiq Ismail, dll... Cari dan temukan puisi yang  sesuai dengan seleramu. 





Diantara unsur puisi : 

a. Diksi, adalah pemilihan kata. 

b. Rima, adalah pengulangan bunyi yang berselang. 


Contoh : 

Saat dia senyum dan menatapku 

Jantungku berdetak lebih kencang 


Ungkapan seperti itu bisa dibilang sudah biasa. Coba disulap jadi seperti ini. 


Senyumannya tulus 

Tatapannya membius 

Mengguncang atma 

Menusuk setiap hunian dada 


Secara makna, keduanya memiliki kesamaan. Namun, pemakaian dan pemilihan katanya berbeda. Terus asah kemampuanmu dalam diksi sampai menghasilkan kalimat yang bikin greget


Soal Rima.... 

Puisi barusan menggunakan rima dengan pola a-a-b-b. 

Baris 1 dan 2 berakhiran "us". 

Baris 2 dan 3 berakhiran "a". 

Ada banyak jenis rima, kamu bisa mempelajarinya  dari sumber ini : @Jenis-Jenis_Rima 


c. Majas 

Majas adalah salah satu bentuk gaya bahasa agar sebuah kalimat mendapatkan suasana dan semakin hidup. Ada banyak jenis majas. 

Misalnya  Majas Simile yang menggunakan kata pembanding seperti "bagaikan" dan majas personifikasi yang menggambarkan suatu objek menggunakan sifat manusia. 

Contoh : 

• Hati wanita bagaikan lautan rahasia yang begitu dalam. 

• Langit menangisi kepergianmu. 


3. Menentukan Tema 

Hal ini sangat penting, agar puisimu memiliki arah yang jelas. Menentukan tema nggak ribet. Tinggal pikir dan putuskan ingin membuat puisi tentang apa. Misalnya tentang kebersihan, pedesaan, kegalauan, perpisahan, perselingkuhan, kerinduan, dll... 

Tema sangat beragam. 

Puisi tidak melulu soal percintaan (Romance) Berdasarkan isi kandungannya, ada puisi tentang pahlawan (Ode), Pujian Kepada Tuhan (Himne), puisi duka nestapa (Elegi), Epigram, sajak yang menyindir ketidakadilan di masyarakat (Satire), dan puisi berbentuk cerita (Balada). 


4. Mencari inspirasi 

Inspirasi bisa didapatkan dari mana saja, misalnya dari lingkungan, atau sosok penting seperti keluarga, sahabat, teman, gebetan, idola atau pengalaman yang baru dialami, perasaan yang ingin diutarakan, dll… 


Bisa juga dari objek atau benda di sekelilingmu.  Misalnya di dekatmu ada kursi, buatlah puisi tentang kursi. 


Kursi… 

Kau yang selalu diduduki 

Maafkan aku tak pernah balas budi 

Apa kau sakit, kursi? 


Hehe, kurang lebih seperti itu.


5. Tuangkan perasaan 

Puisi bukan sekadar kata dan kalimat seperti halnya tulisan biasa. Penulis harus melibatkan perasaan dan mengerahkan tenaga batin agar karyanya memiliki ruh dan makna terkesan untuk pembaca. Intinya, nulis puisi harus pake hati dan menghadirkan emosi. 


6. Bebaskan ekspresi 

Puisi baru tidak terlalu mengekang pada aturan bait dan rima sebagaimana puisi lama yang jumlah per baitnya diatur dan rimanya harus selaras. Puisi baru membebaskan kita untuk lebih berkreativitas dalam berkarya. Jadi, menulislah dengan ikhlas, biarkan ide mengalir, libatkan perasaan dan imajinasi, berhenti dulu mengekang diri dengan teori kepenulisan. Jika sudah sering menulis puisi, kita akan semakin mahir dalam meracik kata dan meramu diksi, bahkan saat melihat hujan atau bulan hatimu tiba-tiba akan mulai berkata bijak dan puitis. 


7. Pratinjau 

Setelah selesai menulis, baca dan cek puisimu berulang kali. Perbaiki ejaan dan kaidah kebahasaannya. Lalu bacalah untuk mengetahui bagaimana kesannya saat dilisankan. Jika kurang greget atau ada kata-kata yang kurang nyaman dibacakan, kamu bisa memperbaiki dan merombaknya  hingga sesuai yang ditargetkan. Tentang hal yang harus diperhatikan saat membaca puisi, bisa kamu cari di lain sumber. 


8. Publikasikan 

Publikasikan atau tunjukkan puisimu kepada orang lain. Tetapi jika kamu menulis sekadar buat curhat atau puisimu bersifat privasi, simpan saja sendiri kalau begitu. Namun, jika ingin melangkah lebih jauh dan mau mendapat saran serta apresiasi agar bisa lebih baik ke depannya, biarkan puisimu dibaca orang lain. Bisa dimulai dari menunjukkannya pada teman, mading sekolah, guru tercinta, upload di sosial media, jadi caption foto-fotomu, atau misalnya kamu menulis puisi tentang seseorang, kasih aja ke dia langsung. Siapa tahu bisa jadi senjata buat membantai hatinya. Ahaha. 


Oke, itulah cara menulis puisi untuk pemula berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang aku dapatkan selama menulis puisi. Kalau kamu bertanya "Apa aku sudah punya karya yang diterbitkan?" No! aku juga pemula dalam belajar tentang literasi. Tetapi sudah sejak SMP menyukai puisi. Apa salahnya kan berbagi ilmu yang aku punya?  Maaf kalau ada kekurangan, bisa diskusi di kolom komentar, atau bisa langsung uji diri kamu. Coba buat puisi sekarang juga ( yang pendek aja lah) dan biarkan orang lain membacanya. 

Terimakasih! 






...

Pada suatu hari nanti 

Jasadku tak akan ada lagi 

Tapi dalam bait-bait sajak ini 

Kau tak akan ku relakan sendiri 

-Sapardi Djoko Damono- 



Referensi : 

https://id-wikihow-com.cdn.ampproject.org/v/s/id.wikihow.com/Menulis-Puisi?

https://www-quipper-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.quipper.com/id/blog/tips-trick/your-life/contoh-contoh-puisi-baru/



devitirta ©2021



BERIKUT REFERENSI PUISI YANG PERLU  KAMU BACA : 

klik aja! 

> @Puisi_Tentang_Sekolah_Daring 

> @Puisi_Untuk_Guru_Tercinta 

> @Lainnya_di _#About_School 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jajanan Jalanan dan Sejarahnya

Mengenal Lifestraw, Alat Filter Air yang Praktis

Mengenal Polycoria, Satu Mata Memiliki Dua Pupil atau Lebih