11 Fakta Edelweis, Bunga Abadi di Pegunungan

Gambar: Dok. Pribadi Intan Deviana 


Jika kamu penggemar aktivitas mendaki gunung, pasti sudah tidak asing dengan kecantikan bunga berwarna putih kekuningan yang dijuluki sebagai bunga abadi ini.

Bunga Edelweis (Anaphalis javanica) merupakan satu tumbuhan yang kerap ditemukan di daerah pegunungan. Pesona dan keindahannya dapat memikat para pendaki untuk berhenti sejenak dan berfoto di sampingnya. 


Berikut 11 Fakta Edelweis, bunga cantik yang tidak boleh dipetik : 



1. Dijuluki Sebagai Bunga Abadi 

Kenapa bunga ini disebut abadi? karena mampu mekar hingga 10 tahun lamanya. Uwaw sekali, kan?

Rupanya bunga ini memiliki hormon etilen, dan hormon inilah yang bisa mencegah kerontokan kelopak bunga dalam waktu lama. 


2. Dilindungi Undang-Undang 

Knowledgers, jangan coba-coba memetik Edelweis jika menemukannya saat mendaki. Kalau ketahuan, nanti bisa kena sanksi berat.

Diberitakan Kompas•com, 23 Juli 2017, ada sanksi pidana bagi pemetik Edelweis, mulai dari penjara selama 5 tahun dan 1 tahun. Selain itu, mereka bisa juga dikenakan denda sebesar Rp 100 juta dan Rp 50 juta.

Ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 pasal 33 ayat 1 dan 2 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistem. 


3. Edelweis Indonesia Berbeda dengan Edelweis Luar Negeri 

Edelweis yang tumbuh di Indonesia adalah jenis Anaphalis javanica, sedangkan di luar negeri adalah Leontopodium alpinum yang banyak tumbuh di Pegunungan Alpen Swiss.

Perbedaan ada pada bentuk dan kelopak bunganya. Pohon edelweis jawa berbentuk semak, bunganya merumpun, kelopaknya pun lebih banyak dan ukurannya kecil. Sedangkan bunga edelweis Eropa tidak merumpun (terpisah-pisah), kelopaknya cenderung lebih putih, lebar dan agak renggang. 


4. Ditemukan 200 tahun lalu 

Bunga ini sudah ada di Indonesia sejak 200 tahun yang lalu, ditemukan pertama kali oleh Georg Carl Reinwardt (naturalis Jerman) pada 1819 di lereng Gunung Gede, Jawa Barat. 


5. Dimana Kita Bisa Melihat Edelweis ?

Keindahan Edelweis dapat kamu lihat jika mendaki beberapa gunung, seperti gunung Lawu, Semeru, Merbabu, Sindoro, Papandayan, Gede Pangrango, dan Rinjani.


6. Mekar Bulan April hingga Agustus 

Kalau ingin melihat edelweis sedang mekar merekah, datanglah antara bulan April-September saat musim hujan telah berakhir dan cahaya matahari mulai intensif. 


7. Edelweis mampu hidup di tanah tandus 


8. Di negara Austria, Edelweis dijadikan sebagai  bunga nasional, lho! 


9. Sementara di Indonesia, Edelweis pernah dijadikan gambar perangko pos pada tahun 2003 


10. Mirisnya, Edelweis terancam keberadaannya 

Populasinya semakin berkurang karena ulah beberapa pendaki yang memetik seenaknya.

Tercatat beberapa kasus pemetikan bunga Edelweis. Misalnya, pada 2017, 5 pendaki mencabut bunga Edelweis di Gunung Rinjani.

Selain itu pada Agustus 2020, beberapa pendaki terlihat membawa bunga Edelweis di Gunung Buthak, Jawa Timur. Beruntung, ulah mereka terlihat dan ditegur pendaki lainnya. Mereka menaruh kembali bunga itu. 


11. Ada Tempat Budidayanya

Jangan marah-marah dulu kalau lihat bunga ini diperjualbelikan, mungkin itu adalah bunga hasil budidaya.

Di Gunung Bromo, Edelweis telah dibudi dayakan sejak 10 November 2018. Budidaya ini juga ditemukan di Pegunungan Dieng.

Budidaya dilakukan untuk mencegah edelweiss dari kepunahan. Cara ini juga diharapkan bisa mengurangi aksi usil pendaki. Mereka tak perlu memetik di gunung, tapi bisa membeli dari tempat budidaya yang sudah legal dan resmi.

Tentu ada perbedaannya, bunga edelweis hasil budi daya tampak lebih gemuk dibanding edelweis yang tumbuh liar di pegunungan. Tapi biasanya edelweiss liar lebih tahan terhadap perubahan cuaca yang ekstrem, sedangkan edelweiss budidaya akan lebih mudah rusak dan kemudian mati.


Nah, itulah 11 Fakta Bunga Edelweis.
Karena bunga ini dilindungi undang-undang, hindari memetik dari habitatnya langsung, ya. Jangan bawa edelweis untuk orang yang kamu cintai, tapi bawalah ia ke tempat di mana edelweis itu tumbuh. Agar Bunga Abadi ini bisa menjadi saksi, tentang cinta kita yang akan mekar selamanya, karena kesetiaanku seperti hormon etilen, bisa mencegah kerapuhan pada kelopak bunga untuk waktu yang lama. 


Sumber:

▪️ Y, Rizki. "Fakta Menarik Budidaya Edelweis", https://phinemo.com/budidaya-bunga-edelweiss/ Diakses pada 15 Juni 2021.

▪️ Aditya, Nicholas Ryan. 2020. "8 Fakta Edelweis, Bunga Langka di Gunung yang Ta Boleh Dipetik," https://amp.kompas.com/travel/read/2020/09/02/080800927/8-fakta-edelweis-bunga-abadi-di-gunung-yang-tak-boleh-dipetik Diakses pada 15 Juni 2021.

▪️ Deviana, Intan. 2020. "14 Fakta Anaphalis Javanica, Si Bunga Edelweis Simbol Cinta Abadi", https://www.idntimes.com/hype/fun-fact/amp/intan-deviana-safitri/14-fakta-anaphalis-javanica-si-bunga-edelweis-simbol-cinta-abadi-c1c2 Diakses pada 15 Juni 2021.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jajanan Jalanan dan Sejarahnya

Mengenal Lifestraw, Alat Filter Air yang Praktis

Mengenal Polycoria, Satu Mata Memiliki Dua Pupil atau Lebih