Benarkah Hujan Identik dengan Kenangan?

Oleh : Devi Tirtasari 

"Hujan... 

  sering meninggalkan genangan,   

kadang juga mendatangkan kenangan"

Gambar: Pinterest 

Sering kita menyebut hujan sebagai suatu rahmat dan keberkahan. Hujan menjadi salah satu solusi bagi kehidupan banyak makhluk di bumi ini. 


Sejumlah orang menyambut hujan dengan gembira. Namun, ada pula yang sedih bahkan galau kala hujan datang. Bahkan, sejumlah orang mendadak teringat kenangan saat rintik-rintik hujan jatuh membasahi tanah. 


Ada banyak puisi tentang hujan yang berkaitan dengan rindu dan kenangan. Selain itu, banyak pula anak muda yang suka mengunggah foto bulir-bulir hujan di kaca dan menyertakan caption sendu. Hal itu membuat hujan dan kenangan makin erat kaitannya. 


Namun, tahukah kamu? Bagaimana bisa hujan mengingatkan kita pada banyak kenangan? Ternyata semua itu memiliki alasan yang bisa dijelaskan secara ilmiah lewat ilmu psikologi. Berikut penyebabnya : 


1. Winter Blues dan Pelepasan Hormon Tertentu 

Mengutip solopos*com, hasil penelitian di Eropa dan Amerika Serikat menyebut ada fenomena psikologi populer bernama seasonal affective disorder (SAD). 


SAD adalah perubahan mood manusia di negara dengan 4 musim. Kondisi ini dikenal sebagai winter depresion atau winter blues. Sebab, perubahan mood biasanya terjadi saat musim dingin (winter). Perubahan mood itu berupa perasaan sedih, putus asa, merasa bersalah atau bisa diwakili dengan kata galau.


Perasaan galau itu datang terutama saat seseorang berada di dalam ruangan kala mendung dan hujan datang. Tubuh khususnya mata mendapatkan lebih sedikit cahaya sehingga merangsang otak memproduksi hormon melatonin yang membuat seseorang mudah mengantuk, melamun, dan merasa sedih.


Selain itu, langit menjadi gelap saat hujan turun dan menyebabkan kulit manusia mendapatkan lebih sedikit cahaya. Akibatnya, tubuh kekurangan vitamin D yang memengaruhi level serotonin di otak. 


Serotonin merupakan hormon yang mengatur perubahan mood dan ingatan. Saat hujan turun, kadar serotonin ikut menurun sehingga mood berubah dan membuat seseorang melamun dan menjadi melankolis. Hal itu membuatnya seseorang cenderung memutar lagu bernuansa sedih saat hujan turun.


2. Perasaan Takut 

Sejumlah orang merasa takut saat ia sendirian kala hujan turun. Sebab, suara rintikannya menimbulkan perasaan getir. Munculnya petir juga membuat orang takut dan cemas. Sedangkan bila ada orang yang menemani, maka kesepian, kecemasan, dan rasa takut itu tidak ada lagi. 


Itulah mengapa saat hujan dan sedang sendiri, kita membayangkan ditemani orang-orang yang kita cintai, yang mungkin sekarang tak bersama lagi. 


3. Membutuhkan kehangatan 

Hujan juga membuat seseorang menggigil kedinginan. Itulah sebabnya dia mencari kehangatan dengan cara mengobrol atau beradu pandang dengan orang yang dicintainya. 


Nah, kalau yang dicintai sudah tidak bersama dengannya, jadilah hujan bakal mengingatkannya kepada kenangan di masa itu. 


Begitulah, Sahabat, apa kamu merasakan hal itu saat hujan turun? Ternyata seperti itulah cara kerja kemagisan hujan, mengajak kita mengingat kenangan yang kebanyakan pernah terjadi kala hujan itu sendiri turun. 


_____________ 


Sumber: 

[1] Indra Sushmita, Chelin (2019) "Hujan Identik dengan Kenangan? Ini Buktinya", diakses dari https://m.solopos.com/hujan-identik-dengan-kenangan-ini-buktinya-1023499, pada 28 Juni 2021. 


[2] Putri Anjani, Hanum (2019) "Hujan Buatmu Teringat Kenangan? Ternyata Itu Bentuk Gangguan Jiwa Lho!" diakses dari https: //www-idntimes-com•cdn•ampproject•org/v/s/www•idntimes•com/science/discovery/amp/francisca-christy/menghubungkan-hujan-dan-kenangan-itu-dianggap-sakit-jiwa Pada 28 Juni 2021. 


©Devi Tirta 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jajanan Jalanan dan Sejarahnya

Mengenal Lifestraw, Alat Filter Air yang Praktis

Mengenal Polycoria, Satu Mata Memiliki Dua Pupil atau Lebih