FAKTA DAN KEUNIKAN URANG SUNDA

" Orang Sunda ngga bisa ngomong huruf F? Pitnah!" 


Halo! Sampurasun! Pala Wargi, Sedulur Semuanya! Lama ngga jumpa. Lah, emang Ane siapa? dahlah, tuman! jangan suka basa-basi, kaya Orang Sunda aja. 


Langsung ke intinya, sekarang saya, simkuring, mau bahas soal kebudayaan. Indonesia, negara kita tercinta, Sabang sampai Merauke, Miangas sampai Pulau Rote, kaya akan budaya, terdiri dari berbagai suku bangsa. 

Orang Betawi, Orang Melayu, Batak, Papua Jawa, Bugis, seluruh suku di Indonesia pokoknya, yang ada di pusat kota hingga pelosok desa, pasti punya ciri khas dan keunikan yang berbeda. 

Termasuk orang-orang Sunda, yang bakal kite kepoin sekarang. Kenapa bahas Suku Sunda? Alasannya panjang, intinya karena saya orang USA (Urang Sunda Asli), biar kamu bisa mudah mengenali dan memahami karakter orang Sunda bila ketemu nanti. Siapa tau jodohnya sama orang Sunda ๐Ÿ˜Š


Suku Sunda, salah satu suku terbesar di Indonesia, bertempat di Jawa Barat, Banten, atau daerah yang sering disebut Tanah Pasundan (Tatar Sunda). Melansir berbagai sumber, inilah fakta dan keunikan Urang Sunda : 



1. Suka Basa-Basi 

Orang Indonesia itu ramah, emang bener. Apalagi orang Sunda, saking ramahnya,  suka banget basa-basi. 

Ada orang lewat depan rumah, biasanya dikasih senyum atau disapa. Orang Sunda? Diajakin masuk ke rumah, ditawarin minum, ngopi, makan, segala macem, ditanya keadaan sekeluarga, pokoknya habis waktu dipakai ngobrol, sampai orang yang tadinya cuma lewat ujungnya jadi tamu. 

Kebiasaan ini sesuai dengan filosofi “Someah hade ka semah” artinya bersikap baik dan ramah pada setiap orang terutama tamu. 

2. F dan P sama aja 

Pitnah. Engga semua orang Sunda kaga bisa ngucapin huruf F. Tapi pakta juga sih. Pelapalan F jadi P sudah jadi kebiasaan bagi kebanyakan orang Sunda. 

Menurut penjelasan ilmiahnya, ini karena huruf F tidak ada di aksara Sunda (Kaganga) zaman dahulu. Sehingga jadi kebiasaan turun temurun. 


3. Nama Orang Sunda Diulang-ulang

Jajang, Maman, Cecep, Neneng, Lilis, Kokom Komariyah, Gugun Gunawan, Ajat Sudrajat, Yadi Setiyadi, Ita Rosita, Wawan Wartawan, Utis Sutisna, Elin Herlina, Euis nu Geulis, Asep Gumasep. 

Katanya sih, pengulangan nama itu melambangkan peningkatan dari kebaikan. Misalnya Ajat Sudrajat, maknanya biar derajat orang itu berlipat. 

Pengulangan nama seperti itu biasanya dimiliki orang Sunda zaman dulu (sampai awal tahun 2000an). Kalau zaman sekarang sih nama orang unik-unik, perpaduan huruf konsonan yang rumit atau pake nama artis luar negeri. Iceu Juiceu, Alexander Surrender, Elon Paralon, Justin Lanjutin.... 


4. Orang Sunda itu Santuy  

Beberapa suku dikenal dengan keuletan, dan kegigihannya, kalau orang Sunda sebaliknya. Nyantai. 

Sifat ini diwakili oleh sosok Kabayan yang digambarkan sebagai seorang pemalas, santai, namun banyak akal. Tapi nggak semuanya kek gitu, banyak juga Orang Sunda yang punya etos kerja tinggi dan jadi orang sukses. 


5. Logat Bicara yang Mendayu-dayu 

Orang Sunda khas dengan logat yang mendayu seperti nada yang bergelombang. Ada juga yang menyebutnya nada bicara romantis, apalagi saat mendengar sapaan seperti “punten a’a” (Permisi Bang) atau “neng geulis pisan” (Neng, cantik sekali).  Aduh, pasti meleleh lu semua. 


6. Kalau ngomong pasti ada kata "teh" dan "mah" 


"Saya teh orang Sunda asli!" 

"Aku mah apa atuh, gak pantes buat orang pinter kaya dia mah." 

"Tรฉh" maksudnya bukan teh manis atau Tรฉtรฉh (kakak perempuan). "Mah" juga bukan berarti Mamah. Keduanya adalah kata tambahan biar ngomongnya makin Sunda banget, yang uniknya tidak akan mengubah arti kalimat tersebut. 


7. Punya Banyak Akronim Unik  



Akronim adalah kependekan/singkatan dari suatu kalimat yang dilafalkan sebagai kata yang wajar. 

Akronim yang banyak diciptakan orang Sunda umumnya berkaitan dengan nama makanan, seperti Cilok (Aci Dicolok), Cireng (Aci Digoreng) Batagor (Baso Tahu Goreng), Gehu (Toge jeung Tahu) Comro : Oncom dijero (Oncom di dalam), dll. 

8. Tidak Suka Merantau 


Kebanyakan orang Sunda memilih untuk menetap di daerah asalnya. Kebiasaan ini ditujukan sebagai bentuk pengabdian pada daerahnya.

Mereka akan mengelola ladang yang dimiliki atau mengembangkan karier dengan memanfaatkan skill untuk membuka bisnis. 


9. Menyukai Lalapan dan Sambal

Pernah mampir ke restoran Sunda? Jangan kaget kalau disuguhi lalapan dan sambal. Orang Sunda terkenal memiliki kuliner yang mantap. 

Nasi panas, empal daging, gorengan tempe, tahu, bala-bala, gurame goreng, ikan asin, sayur asem, hampir semua restoran Sunda menyediakan. Lalapan dan sambal jangan sampai ketinggalan. 

Selain itu, kebanyakan orang Sunda juga menyukai petai dan jengkol. Bagi mereka, makanan dengan aroma yang menyengat ini dapat menambah nafsu makan dan cita rasa makanan. 


10. Suka Menghilangkan Huruf D atau B Pada Kata Tertentu



Ini nih yang Sunda banget. Suka ngilangin huruf D sama B. Domba jadi Doma. Sendok jadi sรฉnok. Gambar jadi gamar. Anggur jadi angur. Banjir jadi Banyir. 

"ร‰mรฉr mana รฉmรฉr? anyar meuli kamari ti Banung!" (Ember mana ember? baru beli kemarin dari Bandung). 

"Senal urang leungit sabeulah, ku si Rembo kitu!" (Sendal gue hilang sebelah, jangan-jangan dibawa si Rembo!) 

Apa cara pelafalan tersebut salah? Oh, tidak, misalnya gambar bisa dibaca gamar atau gambar tapi kebanyakan orang Sunda nyebutnya gamar. 

Jadi gini, dalam tatabasa Sunda ada istilah rinรฉka sora, yakni perubahan suara baik vokal maupun konsonan. Rinรฉka sora banyak macamnya, salah satunya asimilasi, yaitu pelafalan kata tertentu yang seolah-olah menghilangkan huruf /b/, /d/, dan /g/, atau /j/ berubah jadi /ny/. 



Nah, itulah beberapa kebiasaan orang Sunda atau yang melekat pada karakter Orang Sunda (Urang Sunda). Masih banyak kebiasaan-kebiasaan lain yang ada di masyarakat Sunda. 

Setiap suku atau golongan pasti punya ciri khas dan keunikan yang tak dijumpai di suku lain. Suku Betawi punya sesuatu yang tak didapati orang-orang Batak, dan sebaliknya, Orang Batak juga punya keistimewaan yang tidak dimiliki suku mana pun. Perbedaan menciptakan pelangi kehidupan.

Sabang sampai Merauke, Miangas sampai Pulau Rote. Jangan tanya berapa banyak perbedaan budaya dan kebiasaan di setiap daerah, pertanyakanlah mengapa kita bisa setia hidup berdampingan dalam wadah prinsip persatuan. 





Penulis : Devi Tirtasari 

Referensi : 
1. www.gramedia.com
2. www.finansialku.com 
3. www.sundapedia.com 
Gambar: Phinemo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jajanan Jalanan dan Sejarahnya

Mengenal Lifestraw, Alat Filter Air yang Praktis

Mengenal Polycoria, Satu Mata Memiliki Dua Pupil atau Lebih